Senin, 29 Oktober 2012

Manusia Dan Kebudayaan


Kehidupan manusia sangatlah komplek, begitu pula hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta.

Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki.

Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang.

Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia di didik dengan berkesinambungan. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

Minggu, 28 Oktober 2012

Cara Kecil Menduniakan Budaya Indonesia

Miris memang ketika pemuda-pemudi Indonesia lupa akan budayanya sendiri. Mereka lebih memilih tuk berlomba-lomba mendedikasikan diri kepada budaya negara lain. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Jika ditanya mengapa mereka seperti itu, jawabannya hanya "inilah trend, biar gak kampungan". Jika seperti itu, apakah budaya Indonesia merupakan hal yang "kampungan"? budaya yang tidak menarik? budaya yang tidak ada apa-apanya dengan negara lain?

Saya pribadi tidak sepakat dengan anggapan2 tersebut, karene saya yakin budaya indonesia sangatlah indah. Karna itu, saya bermimpi tuk bisa menduniakan keindahan budaya indonesia. Namun apa daya, saya gak mampu secara financial buat pergi ke luar negeri tuk mempromosikan keindahannya. Tapi saya punya cara kecil tuk bisa mewujudkan mimpi ane, walaupun cara ini baru akan ane jalanin. Berikut ini cara kecil itu,

2. Ngetwit
Bikin status tentang kebudayaan indonesia, tidak lupa dengan menggunakan hastag bernuansa indonesia, misal #cintaindonesia, #jaipongdance, #javastyle, #visit indonesia

3. Ngeblog
Membuat blog dengan bertemakan indonesia, (kaya yang saya bikin.. Hehehe) baik itu konten maupun design

4. Youtube
Membuat video2 tentang budaya indonesia, dari yang sudah terkenal sampai yang sudah terlupakan

5. Ngechat
Ngobrol dengan banyak orang, asing maupun pribumi, yang pada intinya lebih mengenalkan budaya indonesia


Mungkin ini tidak akan ada artinya jika saya melakukannya sendirian, tapi jika seluruh pemuda-pemudi indonesia minimal melakukan hal yang sama dengan saya, ini akan sangat berarti. Budaya indonesia akan tersebar dengan cepat keseluruh pelosok dunia. Karna internet membuat dunia seperti dilipat.

jangan sampai kita terlambat bro, artinya kita baru marah ketika ada negara lain mencuri budaya kita, padahal salah kita sendiri yang tidak menjaga, melestarikan, bahkan mengangkat ke dunia..
semoga kita semua mau sadar dengan lebih mencintai budaya Indonesia.

Senin, 15 Oktober 2012

Manusia Dan Keindahan

Berbicara soal manusia dan keindahan tentu sangat berkaitan erat antara keduanya. Manusia yang merasakan, mengalami, dan mencicipi suatu keindahan, hal yang demikian adalah merupakan hubungan antara manusia dengan keindahan. Juga masih banyak kaitan lainnya yang dapat dihubungkan antara manusia dengan keindahan.

Keindahan sendiri tidaklah hanya diciptakan oleh suatu benda atau yang lainnya. Tetapi keindahan itu dapat diciptakan sendiri oleh manusia, bahkan tanpa disadari manusia tersebut merupakan objek dari suatu keindahan. Dari situlah, asal-asal dari keindahan dapat diketahui dan menikmatinya dengan jelas.

Cara menikmati dari suatu keindahan pun bermacam-macam raganya atau bermacam-macam indera yang dapat dirasakan dan dialami. Tergantung bagaimana keberadaan suatu keindahan tersebut. Diantaranya adalah dapat dilihat, dirasakan, didengarkan, dipikirkan, diraba, dan lain sebagainya.

Keindahan juga dapat dibilang abstrak, namun sebagian besar keindahan itu adalah konkret, nyata adanya. Keindahan abstrak mungkin hanya dapat diraih dengan cara dirasakan atau dipikirkan atau juga dapat dikhayalkan. Namun keindahan konkret lebih mudah diambil suatu nilai keindahannya, seperti dengan cara dilihat, diraba, dan lain sebagainya.
Antara manusia dan keindahan memang tidak dapat dipisahkan, karena pada umumnya bagi manusia yang mengalami permasalahan dalam hidupnya seperti permasalahan rohani, dengan salah satu obatnya yaitu keindahan. Masalah tersebut mungkin akan tersalurkan dan tingkat kekonflikannya dapat direda karena adanya kepuasan dari suatu keindahan yang dialaminya.

Sebagai makhluk budaya dan sosial serta yang lainnya, manusia mutlak membutuhkan keindahan disetiap segi dan aspek hidupnya. Baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, lingkungan hidup dimana ia tinggal, peralatan, aksesori, kesenangan/ hoby, hal hal sepiritual dan lain sebagainya. Manusia merasa lega, puas, mantap, percaya diri, tenang, bahagia dan terasa indah, jika semua yang diinginkan dapat terwujut seperti yang diharapkan/ dibutuhkan. Segala usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan kualitas dan memenuhi kebutuhan hidupnya agar menjadi lebih indah, bahagia dan lebih tentram.

Pendukung dari keindahan adalah manusia. Manusia yang bermasyarakat yang memiliki kapasitas dan perananya sebagai pengguna, pelestari, dan pengembang. Tentunya manusia harus menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sebagaimana yang telah disebutkan tadi. Hasil karya manusia berupa ilmu pengetahuan dan teknologi, seni, bangunan gedung, menara, kriya dan peralatan peralatan yang dihasilkan oleh manusia sebelumnya, maupun di jamanya. Semua itu merupakan bentuk atau wujud daripada suatu keindahan yang berasal dari manusia. Keindahan merupakan sesuatu yang berharga, berfaedah atau bermanfaat.

Estetika merupakan bagian atau memiliki hubungan dari suatu keindahan. Keguaaan estetika ialah untuk meningkatkan kualitas harkat dan martabat manusia. Dengan mengekpresikan/ mengaktualisasikan kemampuanya, manusia berarti melakukan aktivitas, berkreasi, melakukan kegiatan, dan berusaha agar menghasilkan sesuatu yang dapat meningkatkan hidupnya menjadi lebih baik/ bermutu.

Minggu, 14 Oktober 2012

Menikmati Keagungan Yang Maha Kuasa



   Jam menunjukkan pukul 15.30..sudah saatnya saya pulang sekolah. Sambil menunngu bis di halte ku coba untuk menghubungi teman mengenai rencana pendakian ke salah satu gunung yang ada di daerah Jawa Barat. " Bagaimana bro..jd kita jalan n jam brp?..Ok..kita disini ud pada siap..jam 19.00..jawab teman yg kuhubungi.

    Singkat cerita sampailah kita di kaki Gn.Gede Pangrango..atau tepatnya di daerah Cibodas. Semua perlengkapan kami periksa satu persatu mulai dari tenda s/d celana dalam ha..ha, setelah itu kami mengisi perbekalan dan sarapan dengan menu sederhana ( tempe, tahu, sayur sop) yg terasa nikmat karena dinginnya suhu di sini.

    Perjalanan dimulai,.. waktu menunjukkan pkl 21.00 tanggal 26 April 2010. Pada saat melewati pos penjagaan TN.Gede Pangrango kami sdh tidak menemui petugas yg berada di sana..kemudian kami sepakat untuk tetap mendaki dengan memohon do'a kepada Allah agar diberikan kemudahan dan keselamatan.
Kami semua sepakat untuk melakukan perjalan dengan estimasi berdasarkan waktu tempuh.

    Tahap pertama kami berhenti di pertigaan air terjun ( entah apa namanya ) sambil menikmati roti berisi coklat dan secangkir kopi susu. Terdengar alunan musik group Dewa 19 Mahameru yg semakin membuat kami merasa menikmati perjalanan ini.
Di lokasi "Air Panas" waktu sdh menunjukkan pkl 01.30, dilokasi ini ada beberapa teman sdh terlihat keletihan dan ragu untuk melewati tempat ini dengan kondisi fisik yg seperti ini, namun sesuai dengan kesepakatan bhw kami mendaki dengan berdasarkan waktu tempuh maka dengan hati2 kami melewati " Air Panas " ini dgn perlahan-lahan sambil memperhatikan setiap pijakan kaki yg kami letakan di bebatuan licin sambil di aliri air yg panas dengan sisi sebelah kanan telah menanti jurang yg dalam.

    Setelah berhasil melalui " Air Panas " (lokasi yang paling berbahaya) perjalanan kami lanjutkan hingga ke " Kandang Badak "..dlm hati aku bertanya., Knp y dinamakan kandang badak?..walau ini bkn pertama x saya mendaki ke gunung ini namun pertanyaan tsb belum pernah terjawab sampai dengan sekarang. Tenda "Doom" sdh berdiri di "Kandang Badak" dan peralatan memasak kami siapkan, mulailah tangan2 terampil meracik makanan sederhana yang lezat dan bergizi tinggi (ha..ha..mengibur diri) bagaimana tdk bergizi jika daun pakis yg msh muda kami jadikan sayur dengan di campur bakso gepeng..lauk yg kami buat adalah telur dadar dan ikan asin....

    Tanjakan Setan...adalah lokasi menantang berikutnya, sebuah tebing dengan ketinggian sekitar 20 m harus kami lalui dengan bantuan seutas tambang...hmm sungguh menantang dalam hatiku....di lokasi ini kami melakukan shalat malam (tahajud) walaupun kami tdk tidur sebelumnya tetapi kami tetap melaksanakanya karena niat yg sangat menggebu untuk bersyukur kepada-Nya (pkl 03.45).
Seiring dengan suara adzan terdengar kami sampai di puncak Gn. Gede.., koq bisa ya terdengar suara adzan? kami pun menelusuri drmana asalnya..ternyata adzan ini di kumandangakan dari rombongan pendakai lain yg telah terlebih dahulu tiba di puncak ini. Suhu terasa begitu menghujam sampai ke dlm tulang,,seoramg teman mengeluarkan alat pengukur suhu dan menunjukan sekitar 10 derajat celcius..wuih pantas serasa di dlm frezzer.

    Menunaikan shalat adalah kewajiban yg tdk boleh ditinggalkan, terlebih mengingat perjalanan yg telah kami lalui. Sinar keemasan mulai terlihat di ufuk sebelah timur berbalur cahaya perak,,gumpalan awan terlihat laksana permadani rakasasa nan indah, puncak2 gunung tampak terlihat di kejauhan laksana tangan2 yg ingin menggapai langit merah hati di tambah bintang2 yang sedikit mulai bias terlihat..,lampu2 di kaki gunung ibarat kunang-kunang yang hingap di tanah dan berterbangaan di udara...sungguh suatu Kebesaran dan Keagungan Sang Pencipta. Kebesaran-Nya adalah yg Maha Besar dan tidak pantas di bandingkan dan disandingkan dengan yg lainnya di muka bumi ini...

Kamis, 04 Oktober 2012

Sempu, Pulau Di ujung Jawa



Terdengar suara ombak menyambut kedatangan saya. Birunya air laut terlihat berkilauan karena sorotan sinar mentari yang cukup terik. Saya pun menuruni minibus dan langsung berjalan menuju bibir pantai. Dari tempat saya berpijak, terlihat Pulau Sempu dengan pepehonan yang tumbuh dengan rimbunnya. Saya semakin tertarik, tidak sabar rasanya untuk menyeberang. Tidak sabar pula untuk merasakan petualangan tiga paket lengkap, yaitu trekking, berkemah dan berenang di surga terpencil itu.
Perjalanan panjang dari Kota Baru Malang ke Sendang Biru ternyata membuat perut lapar. Terlihat tenda kecil di pantai yang tampak menjual makan. Sesampainya di tenda kecil, seorang Ibu yang sudah memasuki usia senja langsung menyapa saya, “Dik, mau makan apa?”. “Di sini ada apa saja, ya Bu?” tanya saya penasaran. “Oh, cuma ada nasi campur, dik,” jawab sang Ibu dengan logat Jawa yang kental. Nasi campur itu isinya sayuran, ditambah tahu potong, cingur, lalu disiram dengan saus kacang kemudian diaduk. Saus kacangnya ditambahkan dengan pisang batu biar aroma dan rasanya bertambah sedap, setidaknya begitu menurut Ibu itu.
Saya saksikan si Ibu menyiapkan pesanan saya. Dengan cekatan Ibu itu mengulek saos kacang yang dicampur dengan pisang batu, menyiapkan sayuran dan tahu yang akan dicampur. Tak lama kemudian, secepat kilat nasi campur pun jadi. Suapan pertama terasa amat lezat, saya rasakan tahu goreng yang gurih, ditambah saus kacang yang rasanya lezat. Sayur-mayurnya juga terasa segar.
Perut terasa penuh, energi kembali terisi lagi, rasanya cukup bekal energi untuktrekking di Pulau Sempu nanti. Usai makan, saya dan teman-teman bergegas menuju rumah penduduk yang letaknya di sekitar Pantai Sendang Biru. Saya akan menitipkan sebagian barang agar tidak terlalu berat dan repot saat trekking di Pulau Sempu nanti. Sang Ibu pemilik rumah itu sangat baik, dia meyambut kami semua dengan senyuman khas Jawa yang sangat ramah. Perlahan kami mengemas kembali barang-barang yang dirasa tidak perlu untuk dibawa ke Pulau Sempu. Satu per satu saya pilih-pilih barang bawaan yang perlu dibawa. Salah satu yang paling penting untuk dibawa dan tidak boleh tertinggal adalah tenda untuk berkemah. Kami akan berkemah di pinggir Danau Segara Anakan.
Selesai mengemas barang-barang, saya beranjak ke Kantor Balai Konservasi Pulau Sempu. Di sana saya dan teman-teman meminjam sepatu untuk trekking sekaligus mendengarkan pengarahan dari petugas Balai Konservasi. Peraturan di Pulau Sempu mengatakan kami harus terlebih dahulu memohon izin ke petugas Balai Konservasi. Selsai pengarahan, kami menghampiri kapal yang sebelumnya sudah kami pesan untuk mengantarkan kami menyeberang ke Pulau Sempu.
Tidak sampai sepuluh menit kapal sudah sampai di bibir Pulau Sempu. Sesampainya di sana, kala itu hari sudah hampir sore, kami semua langsung bergegas turun dari kapal untuk segera trekking agar hari tidak beranjak gelap.
Langkah pertama memasuki hutan Pulau Sempu menorehkan kesan petualangan yang luar biasa, suasanya teduh, udara bersih dan segar, sejauh mata mamandang terlihat pohon-pohon besar. Trekking menuju Segara Anakan menjadi semakin menantang dan terasa semangat petualangannya. Diiringi rasa penasaran tingkat tinggi terhadap Segara Anakan saya terus melangkah menikmati perjalanan.
Segara Anakan bisa dikatakan sebagai bentang alam yang menjadi ikon di Pulau Sempu. Karena Danau inilah para pejalan dan pencinta alam Indonesia datang berbondong-bondong ke sini!

Segara Anakan adalah danau air asin yang terletak di Pulau Sempu, danau ini berair asin karena sumber mata air danau ini berasal langsung dari laut. Segara Anakan dikelilingi tebing-tebing tinggi yang memanjang luas, tebing terlihat sangat indah dan hijau tertutup pepohonan, di belakang tebing terdengar suara gemuruh ombak yang berasal dari lautan Samudera Hindia. Selain indah, danau ini juga unik. Keunikan dari Segara Anakan adalah lubang kecil yang terdapat di salah satu tebing, lubang itulah yang menjadi pintu masuk air dari Samudera Hindia. Air yang terbawa ombak dengan derasnya mengalir masuk ke Pulau Sempu melalui celah tersebut, masuk terus-menerus seiring deburan ombak, sampai akhirnya membentuk Danau Segara Anakan.
Biasanya, untuk menikmati surga tersembunyi memang harus dengan pengorbanan yang lebih, tidak bisa dengan cara liburan dengan gaya “plesiran“. Trekking pada jalan setapak di tengah hutan, ditemani dengan medan yang berlumpur.
Ternyata kami tetap sempat mengalami trekking di hari yang gelap, karena kami agak terlambat. Jalan setapak menuju Segara Anakan dipenuhi hutan belantara, bisa dibayangkan betapa gelapnya malam itu, kami berjalan beriringan hanya dengan bantuan sinar senter. Selain gelap, jalan setapak juga becek.

Malam itu, sudah tiga jam lebih kami berjalan beriringan, tapi belum sampai juga di Segara Anakan. Tampang teman-teman sudah tampak lelah. Tiba-tiba hening. “Semuanya berhenti dulu,” seru salah satu teman saya. Saya dan teman-teman yang lain pun spontan menghentikan langkahnya dan berusaha melihat apa yang terjadi, ternyata ada salah satu dari kami yang kakinya kram, kami semua pun berhenti sejenak, membantu kaki kram, sebagian berhenti sekalian melepas lelah dengan seteguk air. Setalah kondisi kaki teman saya membaik, kami pun melanjutkan perjalan. Kembali berjalan beriringan lagi, dan tak lama kemudian terdengar lagi suara yang sama. “Semuanya berhenti dulu lagi,” terdengar suara seruan yang sama dari salah satu teman saya. Ternyata ada salah satu teman kami yang kelelahan karena tidak sanggup menaiki jalan yang licin dan agak menanjak, kami semua pun bersama-sama membantu dan bekerja sama menarik lengan teman saya yang kelelahan itu di jalan yang menanjak.
Haduuuh, ini perjalanannya masih lama nggak sih,” kata teman saya yang kelelahan itu sambil sedikit menangis.
“Sebentar lagi! Ayo semangat, itu di depan sudah terdengar suara deburan ombak. Suara deburan ombak menandakan kita sebentar lagi akan sampai di Segara Anakan,” kata kami serentak sambil membantu satu sama lain yang kelelahan.
Sungguh trekking yang sangat menguras tenaga, tapi karena kekompakan teman-teman akhirnya kita semua bisa sampai di Segara Anakan. Setelah lebih dari empat jam kami trekking menyusuri jalan setapak yang berlumpur, kami pun sampai di Segara Anakan. Tanpa kebersamaan dan kekompakan teman-teman, mungkin perjalanan akan terasa amat sulit dan semakin melelahkan.
Sampai di Segara Anakan hari sudah larut malam, terpaksa harus saya tunda dulu hasrat saya untuk melihat keindahan Segara Anakan sampai esok pagi.
Sesampainya di sana saya dan teman-teman langsung bahu-membahu mendirikan tenda. Satu persatu tenda didirikan, Setelah lima tenda selesai didirikan, kami semua mengeluarkan pasokan makanan dan peralatan masak untuk segera menyiapkan makan malam bersama. Masak dengan bahan dan peralatan seadanya, semua sibuk terlihat seperti koki dadakan, tak sampai setengah jam, menu ala petualang pun siap untuk disajikan. Sekejap mata, makanan ludes.
Usai makan, kami semua duduk-duduk di sekitar tenda sambil bercengkrama ria sambil melepas lelah. Gelapnya malam tidak berarti keindahan pudar. Saya tetap bisa mendengarkan suara deburan ombak yang menerpa tebing, saya juga masih bisa melihat indahnya langit yang dihiasi taburan bintang yang berkelip, saya bersantai ria beratapkan langit, diiringi musik ombak. Kami pun bergegas tidur.
Pagi itu, baru bangun tidur rasanya mata masih sayu, tapi seketika mata saya langsung segar terbuka lebar melihat alam yang selama ini hanya saya lihat dari gambar saja, dengan mata telanjang saya lihat langsung Segara Anakan sungguhan yang penuh pesona.
Pagi itu, matahari tidak bersinar terlalu terik, entah karena mendung atau karena sinar terhalang oleh tebing-tebing tinggi. Suasana pagi itu sangat sejuk sekali. Muncul rasa penasaran dalam diri saya akan tebing-tebing tinggi yang mengelilingi Segara Anakan, perlahan saya beranikan diri untuk menghampiri dan menanjaki tebing itu. Saya jalan mendekati tebing, setelah didekati ternyata tebing-tebing itu terdiri dari karang-karang yang tajam, untuk menanjaki tebing itu harus menggunakan sepatu, bila tidak, akan dikhawatirkan kaki terluka terkena karang. Perlahan saya tanjaki tebing yang agak curam itu, saya menanjaki tebing itu beriringan dengan teman-teman saya. Tidak sampai sepuluh menit saya sampai di atas tebing, lagi-lagi saya dibuat takjub! Terhampar di depan kaki saya berpijak, Samudera Hindia luas terbentang, ombaknya sangat besar.
Setelah puas menikmati pesona laut lepas dari atas tebing, saya bergegas turun kembali menuju tenda untuk menyiapkan sarapan.